Disdik Depok Bantah Ada Jual Beli Nilai dan Sekolah Favorit Di SMPN

Depok , lensapublik.com,- Maraknya informasi yang beredar di masyarakat khususnya di kalangan orang tua siswa yang mendaftarkan putra – putrinya sebagai peserta didik di sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di kota Depok , tentang dugaan adanya jual beli nilai di sebuah SMPN dimana sekolah tersebut mendapat peringkat terbaik secara akademik mengalahkan sekolah yang dianggap favorit seperti SMP 2 dan SMPN 1, di dibantah Dinas pendidikan (Disdik) Kota Depok

” Di SMPN di Depok tidak ada lagi label atau sebutan sekolah favorit dan ini di buktikan ternyata SMPN 32 bisa mendapatkan nilai tertinggi dari sekolah SMPN lainnya,ujar Sutarno Sekdis Pendidikan Kota Depok kepada awak media di Kawasan Grand Depok City (GDC) Sukmajaya Kota Depok Sabtu ( 29/6/ 2024) malam.

” Masyarakat Depok khususnya orang tua siswa harus memahami bahwa kurikulum yang kini dipakai adalah kurikulum merdeka belajar dimana para guru sudah dibekali menjadi guru penggerak yang dapat meningkatkan kompetensi siswa” tegasnya

Sutarno menerangkan, sekarang ini tidak ada lagi sebutan sekolah favorit yang menjadi incaran orang tua siswa yang berharap anaknya bisa masuk di sekolah tersebut

” Ada program guru penggerak yang membekali guru agar dapat meningkatkan nilai siswa dengan satu lainnya , ini sebagai barometernya jadi jangan ada lagi isu kenapa sekolah baru bisa mendapat peringkat tinggi ” ungkapnya lagi

Dijelaskan Sekdisdik , program merdeka belajar ini kurikulumnya dalam belajar berpihak kepada Siswa, selain untuk meningkat prestasi juga menggali bakat dan minat siswa tersebut, ” Program merdeka belajar ini di ikuti para guru muda dan kepala sekolah dari unsur guru penggerak ” paparnya

Dia menghimbau kepada masyarakat bahwa tidak ada jual beli nilai karena pihaknya selalu mengawasi nilai rapor yang ada di setiap sekolah , Seharusnya program Belajar Merdeka yang telah dilakukan di SMP Negeri 32 dan 29 harus diapresiasi, karena kepsek, guru, staf pengajar dan guru penggerak yang ada telah melaksanakan pendidikan dengan baik, tandasnya seraya menambahkan pihaknya berharap , kemungkinan SMP Negeri 19 juga telah melaksanakan dan diharapkan sekolah lainnya mengikuti agar dapat mencetak atau menghasilkan siswa berkualitas dan pintar harapnya

Dijelaskan, dengan tidak ada UN atau ujian Nasional maka Satuan Pendidikan membuat bahan soal ujian sendiri dengan demikian para guru dapat membuat Assesmen sesuai kemampuan kapasitas siswanya, begitupun terkait pengawasnya karena dalam proses pembelajaran sangat diperlukan tuturnya

” Dalam setiap tahapan pembelajaran ada penilaian form dimana form itu merupakan data kami, sebagai data refleksi dan setiap tahapan ada namanya rapor pendidikan, ” tutupnya * Lucy