Tradisi Bakupukul Manyapu Bagi Masyarakat Mamala

Ambon,-Lensa Publik,-
Di Indonesia kita memiliki banyak sekali tradisi salah satunya adalah tradisi Bakupukl Manyapu di Negri Mamala Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) Maluku.

Tradisi ini, sudah di lestarikan sejak abad ke 16 sebelum Masehi tradisi Bakupukul Manyapu ini, di lakukan pada 7 Syawal setelah Idul Fitri.
Saniri Negri Mamala yang merupakan panetia penyelanggara kegiatan Bakupukul Manyapu tahun 2022 saat di mintai keterangan Senin, (09/05/2022)

Selain Kegiataan Bakupukul Manyapu ini, telah di adakannya “pentas seni pretikal Prangkapahaha dan Adras” Yang sudah di lakukan pada, (08/05/2022) malam.

Ada juga beberapa matalomba seperti lomba lari maraton, panggayong mangurebe, karnaval budaya. Ada juga tradisi serimonial terkait dengan pela gandong tiga negri yaitu Negri Soya, Negri Wai, Negri Kaibobu tiga negri ini arak-arakan mengelilingi Negri Mamala dengan menyaikan lagu gandong.

Pungsi dari kegiatan Baku pukul Manyapu menurutnya, mengenang Kapitan Lewakabessy di benteng Kapaha Kota Ambon, setelah benteng Kapaha di taklukan oleh Belanda.

Kemudian makna perjuangan masyarkat di Kawa di teluk Sawatelu banyak sekali Kapitan-Kapitan yang ada pada saat itu, katanya.
Para Kapitan-Kapitan hendak pulang ke Daerahnya di iringi dengan tarian “Syair Kapata dan acara Bakupukul Manyapu”.

Pungsi kegiatan Bakupukul Manyapu ini, merupakan ketidak puasnya kekalahan yang di peroleh masyarkat benteng Kapaha pada saat itu.
Ada tiga tokoh penting di Negri Mamala yang rindu membangun sebua Masjid.

Kayu, yang menjadi incaran pada saat itu.Tiga tokoh ini bersama masyarakat hendak berpergian ke hutan untuk mencari kayu dengan, persyaratan kayu-kayu tersebut tetap utuh memanjang tidak tanpa di sambung.

“Beberapa kali solusi di tawarkan namun gagal salah satu tokoh bernama Imam Tuny mendapatkan Ilham dari Allah SWT.
katanya ”

Hai Imam Tuny ambilah sedikit minyak kelapa dan bacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an di atas minyak itu, setelah itu oleskan minyak itu kepada kayu-kayu yang patah kemudian tutuplah dengan menggunakan kain putih”.

Taradisi Bakupukul Manyapu di Negri Mamala ini, sangat bermakna Positif bagi penguatan keyakinan yang sudah terawat sejak dahulu kalah Pungkasnya.

Edy Mehlidan Lensa Publik