Depok,lensapublik.com,-PT mutu Agung lestari TBK (MUTU Internasional) merupakan perusahaan penyedia layanan TIK ( Testing Infection Verification) yang telah beroperasi lebih dari 3 dekade dan berperan penting dalam meningkatkan daya saing produk dan layanan nasional melalui jasa penilaian kesesuaian
PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International), perusahaan terkemuka di bidang
jasa sertifikasi, pengujian, dan inspeksi menetapkan target dan strategi bisnis 2025. Perseroan membidik
pendapatan bisa melesat pada tahun 2025.
Presiden Direktur MUTU Arifin Lambaga menyatakan target
ini didasarkan pada analisis menyeluruh terhadap kondisi pasar, faktor pendukung dan hambatan, serta
potensi pertumbuhan usaha.
“Untuk mencapai target tersebut, Perseroan telah menyusun berbagai strategi inovatif yang mencakup
pengembangan laboratorium, skema sertifikasi baru, serta perluasan jasa inspeksi dan kajian guna
memperkuat kinerja dan memperluas jangkauan pasar,” ungkapnya dalam keterangan tertulisnya (28/5/25).
Secara garis besar, strategi tersebut terbagi terfokus pada tiga pilar utama. Pilar pertama adalah Green
Economy. Regulasi-regulasi baru secara global terkait dengan karbon dan transisi energi ke sumber yang
lebih ramah lingkungan mendorong Perseroan untuk terus mengembangkan bisnis pada fokus strategi
Green Economy,
salah satunya dengan mengembangkan skema Green Gold Label, Sustainable Biomass
Program, dan skema terkait dengan EU Deforestation Regulation (EUDR).
Pilar kedua adalah Shariah Economy. Negara-negara seperti Malaysia, Arab Saudi, dan Indonesia
memimpin ekonomi halal dengan kebijakan nasional yang mendukung.
Kesadaran konsumen dari Negara
Non-Muslim terkait dengan ekonomi halal pun terus meningkat. Hal ini menjadi pemicu Perseroan untuk
mengembangkan skema Sertifikasi dan Inspeksi di bidang Halal.
Sementara itu, pilar ketiga yakni Digital Economy. Tren digitalisasi yang terus diterapkan di berbagai
industri tentunya juga menjadi prospek usaha yang relevan bagi Perseroan melalui penyediaan sistem
traceability, terutama untuk aset sumber daya alam.
“Dengan rangkaian strategi ini, kami optimistis MUTU dapat tumbuh secara berkelanjutan dan
memperkuat posisi sebagai pemimpin industri TIC Testing, Inspection, Certification) di Indonesia
maupun kawasan regional,” tambah Arifin.
Pada tahun 2024, MUTU International mencatat pendapatan Rp308,84 miliar, meningkat 7,72% atau
bertambah Rp22,13 miliar dari tahun sebelumnya Rp286,71 miliar. Peningkatan ini didorong oleh
kenaikan pendapatan di segmen pengujian (testing) yang tumbuh signifikan 22,5%.
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, laba kotor Perseroan juga meningkat menjadi Rp139,11
miliar, atau naik 2,46% dibandingkan 2023 sebesar Rp135,76 miliar.
Beban pokok pendapatan naik 12,45% menjadi Rp169,73 miliar dari sebelumnya Rp150,94 miliar.
Kenaikan ini terutama disebabkan oleh bertambahnya beban penyusutan aset tetap, beban karyawan,
dan biaya subkon pengujian, yang berkaitan langsung dengan peningkatan aktivitas operasional.
Din Yusab