JAKARTA, -lensa publik.com,-
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Tamsil Linrung, kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi hingga 8% yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Tamsil mendorong pemerintah daerah, melakukan inovasi pembiayaan pembangunan melalui municipal bond atau obligasi daerah. Hal itu disampaikannya dalam pidato kunci (keynote speech) diskusi kelompok terpadu bertajuk; ‘Alternatif Pembiayaan Pembangunan Daerah Melalui Municipal Bond’ yang digelar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jum’at (11/7-2025).
Wakil Ketua DPD Bidang Ekonomi dan Pembangunan ini menilai, bahwa; keberhasilan pembangunan nasional tidak mungkin dilepaskan dari percepatan pembangunan daerah. Namun tidak semua daerah mandiri secara fiskal. Hal tersebut menjadi tantangan utama dalam memenuhi kebutuhan investasi untuk membiayai pembangunan sektor-sektor strategis.
“Ketergantungan pada dana transfer dari pemerintah pusat, sering kali menghambat kecepatan dan fleksibilitas dalam menjalankan proyek-proyek jangka panjang. Bahkan termasuk menjadi kendala bagi kepala daerah dalam menunaikan janji-janji politik kepada masyarakat” ujar Tamsil dalam sambutannya.
Karena itu, sambungnya, perlu rumusan dan formula anyar dalam pembiayaan program-program Pemda. Tamsil menilai, sudah saatnya pemerintah daerah menggali sumber pembiayaan yang lebih kreatif, sehat, dan berorientasi pada kemanfaatan jangka panjang.
“Dalam konteks ini, obligasi daerah atau municipal bond, menjadi opsi yang tidak hanya realistis, tetapi juga potensial dalam mengakselerasi pembangunan daerah yang berbasis pada revenue generating project,” ungkapnya.
Mantan Pimpinan Badan Anggaran DPR RI ini menegaskan, bahwa; pembahasan mengenai municipal bond bukanlah wacana baru. Isu ini telah lama menjadi kajian, terutama di kalangan ekonom dan pelaku industri keuangan. Pemerintah dan otoritas terkait, juga telah menyiapkan alas hukum. Tetapi hingga saat ini belum ada daerah yang berani menerbitkan municipal bond.
“Regulasinya sudah siap. Kerangka kebijakan sudah tersedia, tinggal bagaimana kita memastikan kapasitas, kemauan politik, dan kepercayaan publik bisa bertemu di titik yang sama,” jelasnya.
Lebih lanjut, Tamsil juga menyampaikan bahwa DPD RI, khususnya Komite IV, akan terus memainkan perannya dalam fungsi pengawasan dan pertimbangan kebijakan fiskal. Salah satunya melalui forum-forum kajian terpadu untuk mengumpulkan masukan dari para pakar dan praktisi agar terjadi proses alih pengetahuan, penajaman strategi, dan terbentuknya komitmen lintas sektor antara pusat dan daerah.
“DPD RI berkomitmen menjadi simpul. Tidak hanya menyampaikan aspirasi, tetapi juga menawarkan solusi. Municipal bond adalah salah satu jalan yang harus kita upayakan bersama,” tegas Tamsil.
Hasil FGD itu menjadi input bagi DPD dalam menyusun rekomendasi kebijakan. Termasuk penyempurnaan regulasi teknis, peningkatan kapasitas SDM pemerintah daerah, penyusunan kriteria proyek yang layak untuk pembiayaan obligasi, serta skema mitigasi risiko, agar investor dan publik semakin percaya terhadap kredibilitas obligasi daerah.
Dengan langkah-langkah konkret tersebut, Tamsil berharap target pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen dapat dibangun dari fondasi yang kuat di daerah, melalui pendekatan kolaboratif, inovatif, dan bertanggung jawab.
“Ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo, membangun dari pinggir, membangun dari daerah. Mari kita memandang obligasi daerah sebagai alat kemajuan, bukan beban fiskal,” pungkasnya.
Hadir dalam FGD tersebut, sejumlah pakar dan praktisi sebagai narasumber, antara lain; Reydonnyzar Moenek yang merupakan pakar keuangan daerah, Sunarsip selaku Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence, Irmawati dan Mohamad Reza Miolo dari lembaga pemeringkat efek PEFINDO.
Forum diskusi terpadu juga dihadiri oleh sejumlah kepala daerah, antara lain Fatmawati Rusdi (Wakil Gubernur Sulawesi Selatan), Abdullah Vanath (Wakil Gubernur Maluku), Syahruddin Alrif (Bupati Sidrap), Pilar Saga Ichsan (Wakil Walikota Tangsel), serta utusan gubernur Lampung, NTB, Sumatera Barat, dan Gorontalo. (FC-G65/YB)