Jakarta,- Lensa Publik.Com,-Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Konferensi Mahasiswa Papua Indonesia (KMPI) sepakat mendukung operasi Cartenz dalam upaya pengamanan di Papua.
Hal tersebut dilontarkan ketua KMPI,Maytuer Boymasa, saat digelar Dialog Publik bersama Asisten Operasi Kapolri, Irjen Pol Agung Setya, dan beberapa narasumber lain salah satunya Badan Nasional Penanggulangan Teroris.
“Kami mendukung operasi ini karena dengan pendekatan persuasif, tidak seperti operasi terdahulu yang menggunakan penekanan penegakan hukum,” Ungkap Maytuer Boymasa kepada awak media (9/2).
Sejak lama, masalah Papua menjadi isu sensitif bagi Indonesia. Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 27 Desember 1949 menghasilkan penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia.
Namun, KMB juga menyisakan masalah belum tuntas, yakni mengenai status Papua atau Irian Barat. Persoalan ini seolah menjadi bom waktu bagi Indonesia & juga rakyat Papua sendiri di kemudian hari.
Kepolisian Republik Indonesia sudah merubah sandi operasi penindakan hukum terhadap Kelompok Separatis & Teroris (KST) di Papua pada akhir Januari 2022 kemarin.
Sebelumnya, kegiatan itu diberi nama Operasi Nemangkawi, akan berganti menjadi Operasi Damai Cartenz. Operasi Damai Cartenz akan berlangsung hingga akhir tahun 2022. Pola operasi ini akan lebih mengedepankan tindakan preventif dan persuasif kepada masyarakat Bumi Cendrawasih.
Dalam Operasi Damai Cartenz nantinya, pendekatan keamanan di Bumi Cenderawasih akan mengutumakan tiga lini dan fungsi. Lini intelijen sebagai pendeteksi keamanan dan lini pada fungsi pembinaan masyarakat atau binmas. Selanjutnya, fungsi hubungan masyarakat atau kehumasan.
Sebetulnya tidak ada yang berbeda antara Operasi Nemangkawi dan Operasi Damai Cartenz.
Meskipun operasi yang pertama dihentikan, statusnya tetap menjadikan Papua, sebagai wilayah keamanan yang harus diprioritaskan.
Atas dasar hal tersebut Konferensi Mahasiswa Papua menggelar Dialog Publik kebangsaan dengan tema “Operasi Damai Cartenz, Sebuah Solusi Perdamaian”.
“Mengatasi hal besar tentu tidak bisa simsalabim, artinya harus ada pendekatan yang tepat dan sesuai dengan sebuah wilayah, Saya kira Operasi Cartenz layak untuk itu” Tutur Dr.Muslih dari Badan Penanggulangan Teroris.
( DDN/LP )