Pemprov Maluku Lakukan Pertemuan Bahas Pemulangan Pengungsi Kariu Bersama Bupati Serta TNI, Polri

Ambon,-Lensa Publik,- Pasca konflik yang terjadi 26 Januari 2022 beberapa bulan lalau, antara negri Kariu, Pelauw dan dusun Ori Pemerintah Provinsi Maluku (Pemprov) Maluku melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) dalam hal ini Bupati H Tuasikal Abua, untuk membicarakan penanganan konflik antara kedua negri.

Pertemuan itu, berlangsung di kantor Gubernur Maluku pada, Rabu (10/08/2022).

Turut hadir Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Ruruh Aris Setyawibawa S.E.M.M beserta Kapolda Maluku, Irjen Pol Lotharia Latif Ketua DPRD Provinsi Maluku Luky Wattimury serta unsur pejabat lainya.

Kata Setda Provinsi Maluku, Sadli Le kepada Wartawan”Kita berharap persoalan ini segera terselesaikan dan pengungsi bisa kembali ke tempat tinggalnya, serta semua persoalan bisa berjalan aman dan damai,” terangnya.

Dikatakan, hidup berdampingan antara satu dengan yang lain merupakan wujud nyata dari paparan dan selogan orang Maluku yakni, potong di kuku rasa di daging sagu salempeng di pata dua.

Lanjut Setda “orang Maluku harus hidup berdampingan seperti selogan orang Maluku, yakni katong samua basudara, punya tali darah yang satu potong di kuku rasa di daging, ale rasa beta rasa, sagu salempeng di patah dua,” katanya ulang dengan dialek Ambon.

Sementara itu, dari hasil evaluasi, ia mengaku rekonsiliasi tim semuanya bergerak, baik dari Pemerintah Provinsi Maluku (Pemprov) Maluku Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), serta unsur TNI, Polri “semuanya bergerak mencari solusi yang terbaik,” Menurutnya, jika ada langkah-langkah maju, karena dari negeri Pelauw telah menunjukan respon positif sehingga rekonsiliasi bisa berjalan baik terangnya.

Dan untuk negeri Kariu, sementara ini Pemerintah akan melakukan pendekatan-pendekatan sosial agar penanganan ini bisa berjalan dengan lancar ujarnya.

Sementara itu, terkait tuntutan utama masyarakat Kariu yang rindu pulang ke negeri asal , Setda mengaku hal tersebut tidak semudah membalik telapak tangan.  “Sebab mengembalikan negeri Kariu ke tempat tinggalnya semula tidak semuda membalik telapak tangan, katanya ulang.

Oleh karena itu, yang diharapkan adalah ketika masyarkat Kariu balik ke negri asal, maka di harapkan tidak menimbulkan konflik yang berkelanjutan lagi ujar Setda”.

Yang jelas hari ini, kita telah melakukan evaluasi yang mengarah pada pemulangan pengungsi Kariu yang berada di negri Aboru terangnya.

Ambon,-Lensa Publik,- Pasca konflik yang terjadi 26 Januari 2022 beberapa bulan lalau, antara negri Kariu, Pelauw dan dusun Ori Pemerintah Provinsi Maluku (Pemprov) Maluku melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) dalam hal ini Bupati H Tuasikal Abua, untuk membicarakan penanganan konflik antara kedua negri.
Pertemuan itu, berlangsung di kantor Gubernur Maluku pada, Rabu (10/08/2022).

Turut hadir Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Ruruh Aris Setyawibawa S.E.M.M beserta Kapolda Maluku, Irjen Pol Lotharia Latif Ketua DPRD Provinsi Maluku Luky Wattimury serta unsur pejabat lainya.

Kata Setda Provinsi Maluku, Sadli Le kepada Wartawan”Kita berharap persoalan ini segera terselesaikan dan pengungsi bisa kembali ke tempat tinggalnya, serta semua persoalan bisa berjalan aman dan damai,” terangnya.

Dikatakan, hidup berdampingan antara satu dengan yang lain merupakan wujud nyata dari paparan dan selogan orang Maluku yakni, potong di kuku rasa di daging sagu salempeng di pata dua.

Lanjut Setda “orang Maluku harus hidup berdampingan seperti selogan orang Maluku, yakni katong samua basudara, punya tali darah yang satu potong di kuku rasa di daging, ale rasa beta rasa, sagu salempeng di patah dua,” katanya ulang dengan dialek Ambon.

Sementara itu, dari hasil evaluasi, ia mengaku rekonsiliasi tim semuanya bergerak, baik dari Pemerintah Provinsi Maluku (Pemprov) Maluku Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), serta unsur TNI, Polri
“semuanya bergerak mencari solusi yang terbaik,” ujarnya.

Menurutnya, jika ada langkah-langkah maju, karena dari negeri Pelauw telah menunjukan respon positif sehingga rekonsiliasi bisa berjalan baik terangnya.

Dan untuk negeri Kariu, sementara ini Pemerintah akan melakukan pendekatan-pendekatan sosial agar penanganan ini bisa berjalan dengan lancar ujarnya.

Sementara itu, terkait tuntutan utama masyarakat Kariu yang rindu pulang ke negeri asal , Setda mengaku hal tersebut tidak semudah membalik telapak tangan.“Sebap mengembalikan negeri Kariu ke tempat tinggalnya semula tidak semuda membalik telapak tangan, katanya ulang.

Oleh karena itu, yang diharapkan adalah ketika masyarkat Kariu balik ke negri asal, maka di harapkan tidak menimbulkan konflik yang berkelanjutan lagi ujar Setda”  Yang jelas hari ini, kita telah melakukan evaluasi yang mengarah pada pemulangan pengungsi Kariu yang berada di negri Aboru terangnya.

(*/ Edy Mehliden Lensa Publik)