JAKARTA l Lensapublik.com – Hampir tujuh tahun Siti Maryam mendampingi Aksi Cepat Tanggap dalam tim Disaster Emergency Response sebagai relawan kebencanaan.
Panggilan membantu sesama sudah tertanam dalam diri Maryam.
Perempuan asal Sukabumi itu berprinsip, membantu sesama tidak hanya lewat bantuan materi saja, tetapi juga bisa dilakukan dengan tenaga, ide, pikiran, dan apa saja selama dapat meringankan kesusahan sesama manusia.
Citra tangguh disematkan kepada Maryam, Fisik dan mentalnya pun dikenal kuat.
“ Saya juga ada rasa takut. Tapi, ketakutan saya adalah bukan mengevakuasi mayat, justru saya takut tidak dapat membantu sesama. Bagi saya tugas kemanusiaan adalah kehormatan, ” ungkapnya.
Maryam yakin hidupnya lebih bermakna dengan menjadi relawan.
Berbagai pengalaman bernilai pun ia rasakan.
Salah satu pengalaman tidak terlupakan diakui Maryam saat bertemu dengan preman di daerah Lombok pada waktu bencana gempa Lombok. Saat itu, para preman pun tergerak hatinya untuk menjadi relawan membantu logistik.
Mereka terinspirasi oleh sosok Maryam dan memilih menjadi relawan serta meninggalkan kehidupan preman.
Selain bersama para preman di Lombok, pengalaman yang masih terus ia ingat yakni ketika bertugas menjadi tim SAR gabungan evakuasi korban kecelakaan pesawat Lion Air.
Tidak hanya membuat ia terharu, tugasnya cukup berat karena Tim SAR menjadi harapan banyak orang.
” Tugas kami adalah menemukan jenazah korban. Saat itu ada keluarga-keluarga korban yang sudah menunggu,” ungkap ibu dua anak itu.
Memanfaatkan berkah kekuatan fisik dan mental yang Allah berikan, ia teguh untuk terus mengabdi menjadi relawan.
Sebagai relawan yang lebih banyak terjun di lokasi bencana, Siti Maryam telah memiliki bekal ilmu penyelamatan di air atau water rescue bersertifikat, memanjat, juga bela diri.
Ia pun pernah menjadi satuan pengaman di sebuah perusahaan di Jawa Barat selama tujuh tahun.
“ Waktu itu di perusahaan membutuhkan security wanita, tesnya banyak, fisik, sejarah, saya juga punya kemampuan karate,” lanjutnya.
Dukungan orang tua dan anak-anak adalah semangat terbesar Maryam saat tugas ke lokasi-lokasi bencana.
Selain bertugas di ranah kebencanaan, Maryam mencari nafkah dengan berjualan daring. Sesekali Maryam juga membantu tim Mobile Social Rescue ACT dalam mendampingi pasien pra sejahtera yang membutuhkan bantuan medis.
“ Sebisa mungkin kita membantu. Jalani hidup seperti air mengalir. Begitulah rezeki relawan, jangan takut tidak makan bila menjadi relawan,” pungkas Maryam.
DN/LP