Buntut dari kekecewaan Masalah Tanah PT.KAI Kantor desa Cikampek akan beroperasi di rumah kades.

Cikampek Kota,- Metro Reportase Online.Com,-Kepala Desa Ahmad Nurdin menyampaikan, masyarakat desa Cikampek Baru banyak yang meminta kepada kami untuk melakukan penataan diseputar wilayah stasiun Cikampek karena hampir 70 persen tanah diwilayah tersebut milik PT KAI.

Penataan kota telah menjadi program prioritas Pemerintah Desa Cikampek Kota. Namun program tersebut kandas setelah beberapa kali melakukan kerjasama dengan PT KAI ditolak.

“Saya mencoba untuk menampung keluhan dari masyarakat,  sebab diwilayah tersebut sangat acak-acakan, bahkan menimbulkan kemacetan panjang setiap harinya,” ujar Ahmad, Rabu 14 Juli 2021.

Lebih lanjut, Ahmad nurdin menjelaskan, Pemerintah Desa sudah mengirimkan proposal untuk pengelolaan diwilayah tersebut, yang mana dari total tanah disekitar wilayah tersebut akan dijadikan 70 persen menjadi taman dan sisanya sebagai kios-kios untuk para UMKM.

“Setelah kami bertemu dengan pihak PT KAI Daop I, upaya kami ditolak dikarenakan seluruh tanah diwilayah tersebut telah dikelola oleh beberapa pengusaha secara komersil,” ungkap Ahmad.

Selain menolak kerjasama pengelolaan tanah tersebut, Ahmad Nurdin menilai pihak PT KAI Daop I sangat arogan, telah menyatakan bahwa tanah yang saat ini berdiri bangunan Kantor Desa Cikampek Kota adalah sepenuhnya milik PT KAI.

Menanggapi hal tersebut pun Ahmad Nurdin selaku Kepala Desa terpilih diwilayah itu sedikit kesal dengan sikap arogan dari pihak PT KAI Daop I, meski hal itu benar adanya, selanjutnya ia akan mengosongkan kantor desa Cikampek Kota dan mulai beroprasional dirumah pribadinya sebagai pengganti Kantor Desa.

Diketahui semenjak saat pencalonan kepala desa diwilayah Cikampek Kota, masyarakat diwilayah tersebut meminta untuk pemerintah desa untuk mampu mengatasi situasi semrawut diwilayah sekitar Stasiun Cikampek.

Banyak kios dan ruko yang dibangun pengusaha dengan sistem kerjasama secara komersil dengan PT KAI Daop I, akibat kesemrawutan tersebut menimbulkan kemacetan parah dan wilayah tersebut menjadi sangat kumuh.
narasumber Asep goler

(Dini R)